Selasa, 05 Maret 2013

Struktur Ekonomi Indonesia


PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG
Pembangunan ekonomi untuk periode jangka panjang di suatu negara, membawa perubahan yang sangat esensial terutama dalam struktur ekonomi negara tersebut. Perubahan itu dari ekonomi tradisional yang menitikberatkan pada sektor pertanian ke sektor ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri sebagai mesin utama pembangunan.
Teori pembangunan Solow (5 tahap: masyarakat tradisional, prakondisi untuk tinggal landas, lepas landas, bergerak ke kedewasaan, dan konsumsi massal yang tinggi).
Toeri pembangunan(growth) fokus: industri, nilai: berpusat pada industri, indikator: ekonomi makro, peran pemerintah: entrepreneur, dan sumber utamanya: Modal. Perubahan struktur ekonomi tersebut terjadi di hampir semua negara, meskipun pola dan prosesnya dapat berbeda antar negara atau kelompok negara.

Data Bank Dunia  pada tahun 1980:
rata-rata nilai tambah dari pertanian sekitar 7% dari PDB dunia,
sedangkan  nilai tambah dari industri primer (pengilangan minyak) dan sekunder (manufaktur) sebesar 38% dan
manufaktur sendiri hanya 23%.

Data pada tahun 1995:
Sumbangan terhadap pembentukan PDB sektor pertanian sebesar 5% à perannya semakin kecil dalam perekonomian dunia
Sumbangan sektor industri primer dan sekunder juga menglami penurunan

Mengapa demikian?
Karena laju pertumbuhan output dari kedua sektor tersebut relatif lebih rendah dibanding laju pertumbuhan output sektor tersier (jasa).

Perubahan dan transisi ekonomi di banyak negara memang sangat cepat, selama lebih tiga dekade terakhir, apa sebabnya?

1.      Kondisi dan Struktur Awal Ekonomi Dalam Negeri
Bila suatu negara pada awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya telah memiliki industri dasar yang lebih kuat (seperti: mesin, baja dan besi), maka industrialisasi semakin cepat, sementara negara yang memiliki industri ringan (seperti: tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan dan minuman), proses industrialisasinya cenderung lambat.

2.      Besarnya Pasar Dalam Negeri
Besarnya pasar dalam negeri ditentukan oleh kombinasi antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Jumlah penduduk yang besar menjadi salah satu faktor insentif pertumbuhan kegiatan ekonomi /industrialisasi

3.      Ciri industrialiasasi
Ciri industrialiasasi ini meliputi cara pelaksanaan (strategi yang diterapkan), jenis industri unggulan, pola pembangunan industri dan insentif yang diberikan

4.      Keberadaan SDA
Negara-negara yang kaya SDA, pertumbuhan industrialisasinya lebih rendah atau lambat dibanding dengan negara-negara yang miskin SDA. Mengapa? Karena negara kaya SDA cenderung tidak melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada negara yang miskin SDA.

5.      Kebijakan Atau Strategi Pemerintah yang Diterapkan
Pada industrialisasi di negara yang menerapkan kebijakan   Substitusi Impor (SI)  dan kebijakan perdagangan luar negeri yang protektif (Indonesia pada era Orde Baru), berbeda dengan negara yang menerapkan kebijakan Promosi Ekspor  (PE) dalam mendukung perkembangan industrinya (Singapura dan Hing Kong)


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

1.        Faktor-faktor dari sisi permintaan agregat (AD)
Faktor yang paling dominan adalah perubahan permintaan domestik, sebagai akibat dari kombinasi antara peningkatan pendapatan riil perkapita dan perubahan selera masyarakat (konsumen). Perubahan permintaan bukan hanya pada peningkatan jumlah (konsumsi), tapi juga perubahan komposisi barang-barang yang di konsumsi.
Teori Engel
Apabila pendapatan riil masyarakat meningkat, maka pertumbuhan permintaan barang-barang non-makanan (seperti: alat-alat rumah tangga dari elektronik dan baju) akan lebih besar daripada pertumbuhan permintaan barang makanan.

Apa dampaknya?
Perubahan selera konsumen 
Memperbesar pasar (permintaan) bagi barang-barang yang ada
Memperluas segmentasi pasar yang ada (diversifikasi)
Menciptakan pasar bagi bar`ng baru non-makanan
Menggairahkan pertumbuhan industri baru.
Meningkatkan pertumbuhan output industri

Chenery (1992) à proses transformasi struktural akan mencapai tarafnya yang paling cepat bila pergeseran pola permintaan domestik ke arah output industri manufaktur diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau ekspor sebagaimana yang terjadi di NIC’s

2.        Faktor-faktor dari sisi penawaran agregat  (AS)
Faktor-faktor ini adalah pergeseran keunggulan komparatif
Chenery (1992) dalam kaitan ini mengemukakan bahawa à proses transformasi struktural akan berjalan lambat bahkan adakalanya mengalami kemunduran. Artinya à terjadi penurunan kontribusi output industri manufaktur  pada pembentukan PDB, jika keunggulan komparatif tidak berjalan sesuai dengan arah pergeseran pola permintaan domestik ke arah output industri manufaktur dan pola perubahan dalam komposisi ekspor. Terjadi di Indonesia dan Venezuela dan negara penghasil mineral lainnya.
Perubahan/progres teknologi peningkatan pendidikan atau kualitas sumberdaya manusia (SDM) à keberasilan negara-negara Asia Timur, kususnya dai kelompok NICs, sering disebut kualitas tenaga kerja meeka merupakan salah satu faktor penentuyang sangat penting –ketekunan, loyalitas, kerja keras dan penghargaan yang tinggi terhada pendidikan dan faktor budaya yang seing diabaikan dalam pembangunan ekonomi oleh negara sedang berkembang sepert Indonesia.

Apa dampak dari lima (5) faktor itu?
·         Memungkinkan untuk dilakukan inovasi dalam produk atau/dan proses produksi (seperti: personal computer, hand-phone dan IT) à dapat meningkatkan pangsa output  dalam pembentukan PDB
·         Memungkinkan pertumbuhan produktivitas sektoral dari faktor-faktor produksi yang digunakan (total factor productivity)
·         Realokasi investasi dan resource utama, termasuk teknologi dan tenaga kerja (SDM) dari satu sektor ke sektor yang lain.
·          
Apa sebab?
·         Ada perbedaaan produktivitas atau pendapatan riil antarsektor
·         Kemiskinan di salah satu sektor
·         Kebijakan pemerintah yang memihak atau menguntungkan sektor tertentu. à misalnya: kebijakan industrialisasi dan perdagangan  luar negeri yang mengutamakan pertumbuhan output di sektor industri. 

3.        Intervensi pemerintah di dalam kegiatan ekonomi dalam negeri

  Dari  sisi   AD 
·         Kebijakan yang berpengaruh langsung  misalnya pajak penjualan yang menjadikan harga jual barang yang bersangkutan mengalami peningkatan (mahal) à akibatnya akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut dan tergantung pada elastisitas harga terhadap permintaan.
·         Kebijakan tidak langsung misalnya pengurangan pajak pendapatan.  Secara teoritis, dengan asumsi bahwa faktor-faktor berpengaruh lainnya  tetap tidak berubah, àdapat meningkatkan permintaan masyarakat (konsumsi) terhadap produk-produk dari sektor-sektor tertentu, seperti manufaktur dan jasa.

  Dari sisi AS 
·         Kebijakan yang berpengaruh langsung terhadap perubahan  struktur ekonomi misalnya pemberian insentif  bagi sektor industri.
·         Kebijakan tidak langsung melalui pengadaan infrastruktur. Intervensi ini mempengaruhi sisi AS

4.        Sumber Internal (domestik) dan Sumber Eksternal (dunia)
  Sumber internal meliputi faktor-faktor dari sisi AD dan sisi AS serta kebijakan pemerintah seperti tersebut. Sumber eksternal adalah perubahan teknologi dan struktur perdagangan global sebagai akibat peningkatan pendapatan dunia  dan peraturan-peraturan mengenai  perdagangan internasional. Misal: perubahan struktur ekspor indonesia selama masa Orde Baru dari komoditas primer ke ekspor manufaktur.

Peran perubahan struktur ekonomi

·         Motor utama transformasi struktur ekonomi  suatu negara bukan hanya pergeseran dari sektor pertanian ke sektor industri.
·         Proses transformasi tersebut juga mencakup pergeseran struktur industri dari waktu ke waktu, misalnya dengan dimilikinya keunggulan komparatif  akibat pergeseran dari kegiatan produksi yang bersifat padat karya dan berteknologi rendah ke arah kegiatan produksi yang lebih padat modal dan berteknologi tinggi.
·         Pergeseran itu dapat dalam berbagai arti: beragam jenis atau kelompok barang menurut sifat penggunaannya, jenis kandungan inputnya atau menurut orientasi pasar.
·         Di Indonesia perubahan struktur ekonomi yang cukup pesat dengan diversifikasi industri sejak tahun 1983.



A.   Gambaran Umum Struktur Ekonomi Negara Maju & Berkembang

No
Uraian
1960
1980
2000
Maju
Berkembang
Maju
Berkembang
Maju
Berkembang
1.
Populasi pertanian
(juta orang)
115
850
75
1230
50
1480
2.
Produksi Pertanian
(juta orang)
78
43
125
77
186
135
3.
Produksi pertanian
(juta orang)
680
52
1660
63
3720
91

Jika dilihat dari produksi pertanian per kapitanya maka petani di negara maju produksi pertanian perkapitanya jauh lebih besar dibandingkan dengan negara berkembang. Hal ini disebabkan faktor jumlah penduduk di negara berkembang jauh lebih besar dibandingkan dengan negara maju. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas sektor pertanian di negara-negara berkembang antara lain, karena kekurangan prasarana pertanian, bercocok tanam yang digunakan masih bersifat tradisional, input modern yang digunakan sangat terbatas, serta tingkat pendidikan dan pengetahuan para petani sangat rendah.

1.      Pertanian Subsistem di Negara Berkembang
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat pada akhir abad ke 19, sementara lahan pertanian semakin sempit, mengakibatkan petani rata-rata hanya menggarap tanah kurang dari satu hektar (petani gurem). Akibatnya pengaruh jumlah penduduk yang besar dan tanah yang digarap ini semakin lama semakin sedikit maka hasil produksi jatuh sampai dibawah tingkat subsistem, sehingga kemiskinan yang kronis menjadi kenyataan. Kemiskinan ini di awali dengan tingkat produktivitas yang rendah sehingga mengakibatkan pendapatan petani rendah sementara itu kebutuhan hidupnya semakin besar. Akibatnya petani meminjam pada rentenir dengan tingkat bunga yang tinggi. Kebanyakan dari petani tidak bisa mengembalikan simpanannya sehingga mereka menjual tanah yang dimilikinya kepada rentenir tersebut dengan harga yang rendah. Selanjutnya para petani tersebut bekerja sebagai petani penggarap. Rentenir dengan dalih tanah sudah langka serta para petani dipaksa untuk membayar sewa yang mahal. Pada akhirnya petani terperanglap dalam kemiskinan yang kronis dan masuk dalam lingkaran setan (Vicious Circle).
Ragnar Nurkse mengemukakan konsep Vicious Circle yaitusuatu lingkaran yang tak berujung pangkal. Produktivitas yang sangat rendah mengakibatkan rendahnya pendapatan riil. Hal ini menyebabkan rendahnya tabungan masyarakat yang mengakibatkan rendahnya investasi nasional.

B.     Ekonomi Tradisional dan Dualisme Ekonomi
Masyarakat di negara sedang berkembang sebagian besar hidup di pedesaan yang bercorak tradisional, kegiatan ekonominya juga bersifat tradisional. Namun, dengan terjadinya proses pembangunan dan pembauran sosial budaya maka secara bertahap corak hidup masyarakat yang tradisional tersebut dipengaruhi oleh sosial-budaya barat yang mengakibatkan muncul dan berkembangnya corak hidup yang modern. Tetapi di kebanyakan negara berkembang corak hidup modern dan tradisional keduanya sama-sama hidup dan saling bergantung dan mempengaruhi saut dengan lainnya sehingga dikatakan masyarakatn ya berada dalam kehidupan ganda (dualisme).
Ada bernacam-macam dualisme , yaitu :
·         Dualisme Ekonomi
Dualisme ini terjadi di mana kegiatan dan keadaan ekonomi masyarakat dalam suatu masa tertentu terdapat dalam kondisi yang bersifat tidak seragam atau bersifat dualistik.
Dualisme ini dapat dibedakan dalam ekonomi tradisional dan ekonomi modern.
» Dalam kelompok ekonomi tradisional kegiatan atau keadaan ekonomi yang terkait dikuasai oleh unsur atau sifat ketradisionalan (keunikan, ciri khas pedesaan, homogenitas dan gotong royong).
»  Dalam kelompok ekonomi modern kegiatan dan keadaan ekonomi dikuasai oleh unsur atau sifat yang modern (heterogenitas, individualisme, alat-alat tekhnologi yang canggih, supermarket, hipermarket dan mega mall).
·         Dualisme Sosial
Dualisme yang corak dan gaya hidup masyarakatnya berbeda satu dengan lainnya. Pada sebagian masyarakat yang hidup dalam sistem sosial yang modern akibat pengaruh sosial-budaya barat atau masyarakat yang berkehidupan modern. Sedangkan kelompok masyarakat lainnya hidup dalam sistem sosial lama yang bersifat tradisional, meskipun sudah tahu adanya budaya barat, tetapi mereka tetap mempertahankan sifat tradisionalnya.
·         Dualisme Teknologi
Dualisme ini terjadi pada masyarakat yang tradisional kegiatan ekonomi dengan mempergunakan teknoloigi produksi yang berorientasi pada pusat-pusat kegiatan yang konvensional. Sedangkan pada masyarakat modern mempergunakan alat-alat teknologi yang canggih disertai organisasi produksi yang efisien.
·         Dualisme Finansial
Dikatakan bahwa pasar uang dinegara-negara dapat dikategorikan menjadi dua , yaitu organized money marketdan unorganized money market ( Rustian K. 1999 ).
Pasar uang yang pertama terdiri dari bank-bank komersial dan badan-badan keuangan. Jenis ini terdapat di pusat-pusat perdagangan atau di kota-kota besar.
Pasar uang yang kedua berada pada level tuan-tuan tanah di pedesaan, pengijon, tengkulak, pedagang perantara di daerah pertanian dan pedesaan yang tata cara keuangannya berjalan secara tidak terorganisir secara formal dan dilaksanakan secara tradisional.
·         Dualisme Regional
Dikatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat pembangunan dan perkembangan antarberbagai lahan dalam suatu negara. Dualisme regional dapat dikategorikan dalam 2 , yaitu dualisme daerah perkotaan dan pedesaan, serta dualisme antara pusat modern dan tradisional.

C.    Pembangunan dengan Pendekatan Struktur Ekonomi
Pembangunan berdasarkan pendekatan struktur ekonomi telah dikemukakan oleh pakar ekonomi terdahulu, yaitu Arthur Lewis. Pandangan Lewis mengenai pembangunan dengan pendekatan struktural adalah proses pembangunan sebagai suatu transisi yang dalam perkembangannya sekaligus mengandung transformasi perubahan struktural.
Pemikiran Lewis melibatkan dua sektor sebagai penelitiannya. Sektor tersebut adalah sektor tradisional dan modern. Sektor tradisional mencakup kegiatan pertanian rakyat maupun kegiatan yang bersifat informal ( self employment ), seperti pekerja informal misalnya pedagang kaki lima, asongan, rumah makan. Golongan pekerja ini biasanya menciptakan pekerjaannya sendiri. Kegiatan ekonomi di sektor ini bersifat usaha untuk memelihara dan mempertahankan (tingkat) konsumsi yang diperlukan bagi kehidupannya. Sektor modern mencakup industri besar, seperti industri manufaktur, disamping itu juga modern biasanya berskala menengah dan besar sehingga memerlukan modal yang besar, teknologi yang tinggi serta manajemen yang sudah mapan.



D.    Evolusi Pertanian
Untuk menuju sampai adanya pembangunan perekonomian biasanya melalui suatu proses transisi, yaitu dari pertanian subsisten ke pertanian spesialisasi. Proses transisi tersebut sering disebut sebagai evolusi pertanian.
Ada 3 tingkatan dalam evolusi pertanian menurut Todaro, yaitu :
·           Pertanian Subsistem
·             Transisi menuju ke pertanian campuran dan diversifikasi
·             Diversifikasi ke spesialisasi pertanian komersial yang modern

E.     Strategi Pembangunan Desa
Tujuan utama pembangunan desa di negara-negara berkembang adalah untuk taraf hidup dengan cara meningkatkan pendapatan petani kecil, meningkatkan output dan produktivitas.
Untuk itu diperlukan sumber-sumber untuk mempercepat kemajuan pertanian kecil, antara lain ;
·               Perubahan tekhnik dan munculnya inovasi
·               Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah
·               Lembaga-lembaga sosial yang menunjang
Secara umum kondisi kemajuan desa ditandai dengan beberapa hal, yaitu modernisasi struktur pertanian untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pangan, menciptakan sistem penunjang yang efektif dan mengubah keadaan lingkungan desa untuk memperbaiki taraf hidup.

F.     Pembangunan Desa di RRC, sebuah tinjauan khusus
Menurut studi yang dilakukan oelh Azis ( 1974 ), salah satu model dalam pembangunan desa masyarakat China memang sudah dibekali oelh beberapa keyakinan dna prinsip-prinsip yang sangat penting. Pembangunan desa masyarakat China berawal dari prinsip komune rakyat, yakni kesatuan yang mempunyai tujuan besar dibidang politik yang diperlukan dan dapat dijalankan oelh masyarakat pedesaan.
Ada 6 ciri pentign dalam sistem komune rakyat China, antara lain :
·           Kemampuan memobilisasi angkatan kerja yang menganggur.
·             Kemampuan untuk menambah atau menyelenggarakan kegiatan ekonomi pedesaan
·             Kemampuan mengahsilkan pembentukan modal dan industrialisasi melalu pemindahan sejumlah dana pendapatan komune ke dalam dana akumulasi.
·             Kemampuan menyediakan pelayanan-pelayanan sosial yang penting kepada semua rakyat pedesaan, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.
·             Mengusahakan atau memanfaatkan sumber-sumber daerah untuk memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri
·             Sistem politik dan ideologi china yang mengutamakan kepentingan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN



Pada umumnya negara berkembang merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencahariannya.Usaha pertanian bagi sebagian negara berkembang masih bersifat tradisional dan subsisten yang artinya cara memproduksi hasil pertanian masih tradisional dan hasilnya hanya mencukupi untuk kebutuhannya dalam jangka pendek.
Pengamatan Kuznet menunjukkan bahwa kedudukan sektor pertanian dalam struktur PNB makin lama makin berkurang sejalan dengan perkembangan ekonomi. Derajat kemerosotan ini berbeda pada setiap negara. Di satu pihak tergantung pada tingkat pertumbuhan di sektor pertanian itu sendiri dan di pihak lain tergantung pada tingkat pertumbuhan sektor lain.
Di negara-negara yang sektor pertaniannya sangat dominan, trategi industrialisasi ini menimbulkan masalah. Di satu pihak sektor pertanian harus di tingkatkan karena memang sebagian besar masyarakat negara berkembang berada pada sektor ini, namun sektor ini tidak memberikan tingkat keuntungan ( marginal rate of return ) yang tinggi. Tekanan penduduk yang terus meningkat mengakibatkan terjadinya hukum “ hasil yang semakin mengecil “ ( law of diminishing return ).
Di pihak lain, sektor industri memberikan tingkat keuntungan yang tinggi apalagi ditambah dengan besarnya peranan teknologi, jasa pemasaran, net working system, serta investasi yang besar-besaran.

Presentase Sumbangan Per-sektor terhadap Pendapatan Nasional
No.
Negara
Tahun
Sektor
Pertanian (%)
Industri (%)
Jasa (%)
1.
Inggris
1801
1841
1607
1955
32
22
6
5
23
34
46
56
45
44
48
39
2.
Perancis
1825/1835
1872/1882
1908/1910
1962
50
42
35
9
25
30
37
52
25
28
28
39
3.
Jerman
1860/1869
1905/1914
1959
32
18
7
24
39
52
44
43
41
4.
Belanda
1913
1938
1962
16
7
9
33
40
51
51
53
40
5.
Amerika Serikat
1869/1879
1929
1961/1963
20
9
4
40
42
43
48
49
53

1)      Reformasi Pertanian
Proses transformasi dalam sistem perekonomian memang sudah merupakan kodrat alam dari suatu negara yang berhasil melakukan pembangunan. Negara-negara maju dan dianggap berhasil melaksanakn strategi pembangunannya dalam waktu yang relatif lama.
Negara-negara maju umumnya telah mencapai pengembangan industrialisasi secara besar-besaran karena sektor industri yang dapat menggerakkan pembangunan.
Bagi negara agraris, perkembangan pertanian mungkin justru akan dilakukan terlebih dahulu atau harus mendapat prioritas jika industrilialisasi ingin berhasil.
Ada berbagai alasan mengapa sektor pertanian dibangun terlebih dahulu ( Raharjo, 1986 ), antara lain :
·        Barang-barang hasil industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat karena sebagian besar calon pembelinya adalah masyarakat petani yang merupakan mayoritas penduduk negara-negara sedang berkembang maka tingkat pendapatan mereka perlu ditingkatkan melalui pembangunan pertanian. Untuk membangun pabrik-pabrik yang modern dan efisien diperlukan ukuran minimum, yaitu luas dengan daya beli yang memadai.
·        Untuk menekan ongkos produksi dari komponen upah dan gaji diperlukan tersedianya bahan-bahan makanan yang murah sehingga upah dan gaji yang diterima dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum. Ini bisa dicapai apabila produksi hasil pertanian terutama pangan dapat ditingkatkan sehingga harganya bisa lebih murah dan terjangkau.
·        Industri juga membutuhkan bahan mentah yang berasal dari sektor pertanian karena itu industri bahan-bahan baku ini memberikan basis bagi pertumbuhan industri selanjutnya.

2)      Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dan sumber daya manusia dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan (Salim, 1992)
Asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari faktor ini, yaitu :
·         Proses pembangunan itu terus berlangsung secara berlanjut terus-menerus, kontinu, ditopang oelh sumber alam, kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara berlanjut.
·         Sumber alam terutama udara, air dan tanah memiliki ambang batas, penggunaannya akan menyiutkan kuantitas dan kualitasnya. Penyiutan itu berarti berkurangnya kemampuan sumber alam tersebut utnuk menopang pembangunan secara berlanjut sehingga menimbulkan gangguan pada keserasian sumber alam dengan sumber daya manusia.
·         Kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas kehidupan. Semakin baik kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas hidup yang antara lain tercermin pada meningkatnya kualitas fisik, harapan usia hidup, turunnya tingkat kematian dan lain sebagainya.
·         Dalam pembangunan berkelanjutan pada penggunaan sumber daya alam masa kini mestinya tidak menutup kemungkinan untuk memiliki alternatif lain di masa depan.
·         Pembangunan berkelanjutan mengandalkan solidaritas transgenerasi di mana pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang untuk meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
3)      Implikasi bagi kebijakan
Diperlukan 3 langkah kebijakan untuk mewujudkan pola pembangunan berkelanjutan ( Salim, 1992 ) :
a.       Berkenaan dengan pengelolaan sumber daya alam (resource management) dengan tekanan pada pengelolaan hutan, tanah, air.
b.      Berkenaan dengan pengelolaan dampak pembangunan terhadap lingkungan yang mencakup penerapan analisis dampak pembangunan terhadap lingkungan, pengendalian pencemaran khususnya bahan berbahaya dan beracun meupun pengelolaan lingkungan binaan manusia (man made environment), seperti waduk, kota satelit.
c.       Berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia (human resource development) yang mencakup pengendalian jumlah penduduk, kualitas pribadi atau masyarakat serta pengembangan keserasian manusia dengan lingkungan.

PERUBAHAN STRUKTURAL DI INDONESIA




A.    Sumbangan Sektoral dalam Pembentukan PDB di Indonesia

Sumbangan sektoral dalam pembentukan PDB menurut Harga Berlaku (%)
No
Sektor
Tahun
1994
1998
2000
1
Pertanian
17,28
18,08
16,92
2
Pertambangan
8,76
12,58
12,90
3
Industri
23,34
24,99
26,03
4
Jasa
9,18
8,58
9,42


Sumbangan sektoral dalam penciptaan Kesempatan kerja

No
Sektor
Tahun
1971
1980
1990
1994
1
Pertanian
61,7
55,93
50,43
56,22
2
Pertambangan
0,2
0,75
1,01
0,9
3
Industri
7,5
9,07
11,57
13,24
4
Jasa
30,6
34,25
37,03
39,64

Jumlah
100
100
100
100

Kenyataan ini menyebabkan tingkat kesejahteraan sebagian besar rakyat menengah kebawah semakin rendah. Produksi dan kapasitas sektor pertanian dan informal yang relatif kecil harus di bagi kepada jumlah orang yang sangat besar. Sebaliknya, produk industri yang relatif besar dibanding sektor pertanian di bagi kepada hanya sedikit orang. Akibatnya adalah terjadinya ketimpangan pendapatan antara sektor pertanian dengan industri.

Oleh karena sektor pertanian pada umumnya di pedesaan dan sektor industri di perkotaan maka ketimpangan itu memunculkan ketimpangan spesial, yaitu antara perkotaan dan pedesaan. Ketimpangan ini diakibatkan oleh adanya transformasi struktural yang semu.
Pengalaman ini dapat terjadi karena beberapa hal (Baswir, 1999) yaitu :
·            Industrialisasi yang dikembangkan tanpa adanya aspek keterkeitan (linkage) baik keterkaitan ke depan (forward linkage) maupun ketrkaitan ke belakang (backward linkage).
·            Industrialisasi yang dikembangkan tidak mempunyai kaitan dengan produk sektor pertanian, padahal sektor pertanian jelas merupakan sektor yang bahan bakunya teredia di dalam negeri sehingga perkembangan industri tersebut tidak dapat memanfaatkan kesempatan kerja di sektor pertanian.
·            Industri yang dikembangkan mempunyai kandungan lokal (local content) yang rendah atau sebaliknya memiliki kandungan impor yang tinggi.
·            Industri pada umumnya mempunyai sifat relatif padat modal (capital ilntensef) di banding dengan sektor pertanian yang padat karya (labor intensif)

Cara untuk mengukur tingkat pemerataan adalah dengn menghitung Indeks Gini ( Gini ratio ). Indeks Gini adalah suatu koefisien dengan rentang 0 sampai 1 sebagai ukuran ketidakmerataan pembagian pendapatan dalam masyarakat.
·             Indeks 0 – 0,4 menunjukkan kesenjangan yang ringan
·             Indeks 0,4 – 0,5 menunjukkan kesenjangan yang moderat
·             Indeks 0,5 – 1,0 menunjukkan kesenjangan yang bera

B.     Diversifikasi Pertanian
·             Diversifikasi Horizontal
Diartikan sebagai kesediaan produsen untuk menenm berbagai tanaman di lahan yang dikuasai.
Beberapa manfaat dari adanya diversifikasi horizontal :
·         Pemanfaatan waktu (musim/tahun) seoptimal mungkin
·         Pemanfaatan sumber ekonomi yang masih belum digunakan secara penuh
·         Melonggarkan kendala-kendala (keterbatasan) sumber daya yang dimiliki
·         Pemanfaatan seoptimal mungkin tersedianya faktor produksi alam, seperti sinar matahari, curah hujan dan iklim
·         Pemanfaatan sifat-sifat komplementer antarberbagai tanaman atau usaha tani melalui pemilikian tanaman/usaha tani maupun urutan kegiatan yang tepat.

·             Diversifikasi Vertikal
Menyangkut penanganan pasca panen, seperti pegolahan, perdagangan, penyimpanan. Pengembangan diversifikasi vertikal bertujuan untuk memperkenalkan (memasukkan) tambahan kegiatan atau perlakuan terhadap komoditas setelah panen sehingga para petani (produsen) yang bersangkutan dapat memperoleh nilai tambah dari komoditas yang dihasilkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar