KATA PENGANTAR
Assallamualaikum Wr, Wb
Segala puji dan
syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang perekonomian
terbuka dan kurva IS-LM.
Makalah ini kami
buat sebagai bahan ujian akhir semester Ekonomi Internasional II dan bertujuan
agar pembaca makalah ini dapat mengetahui tentang perekonomian terbuka serta
kurva IS-LM. Dan semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang jelas yang
dibutuhkan oleh para pembaca.
Kami menyadari
bahwa didalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari
penyajian maupun isinya, hal ini disebabkan oleh karena masih terbatasnya
kemampuan, pengetahuan, serta pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta memperbaiki dan
mengarah pada peningkatan mutu penulisan makalah ini di masa yang akan datang.
Terima kasih. Wassalamualaikum wr, wb.
Jambi, 10
Januari 2013
Penulis,
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………… 2
Daftar Isi ………………………………… 3
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………… 4
Rumusan Masalah ………………………………… 5
Tujuan Penulis ………………………………… 6
BAB II PEMBAHASAN ……..……………………..…… 7
BAB III Hasil&Pembahasan ….…………………………… 17
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
…………………………….. 21
Daftar Pustaka …………………………………………………..
22
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada perekonomian terbuka, di dalam
perekonomian terdapat empat sektor pelaku yaitu, sektor rumah tangga, sektor
perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar negeri. Untuk menentukan
besarnya pendapatan nasional pada perekonomian terbuka sama dengan perkonomian
tiga sektor, yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi.
Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X) dan impor (M) dan selisih
antara nilai ekspor dengan nilai impor (X-M) disebut dengan ekspor netto. Besar kecilnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara
oleh negara lain sangat tergantung pada tingkat pendapatan mereka. Oleh karena
itu, dalam ekonomi makro permintaan ekspor dianggap tetap.
Dalam sebuah perekonomian, keseimbangan pasar barang dan pasar uang atau dalam istilah lain
keseimbangan sektor riil dan sektor moneter sangatlah penting. Pasar barang dan
pasar uang merupakan konstruksi utama pembentukan agregat demand dalam
perekonomian makro. Tanpa keharmonisan dua sektor tersebut, maka stabilitas
ekonomi kurang berjalan dengan baik. Kecenderungan sektor moneter berjalan lebih
cepat dalam perekonomian konvensional karena perputaran uang dengan instrumen
bunga kurang diikuti perputaran sektor riil yang seimbang. Keseimbangan pasar
barang dan pasar uang dalam tataran aplikasi sulit direalisasikan secara tepat
walaupun secara teoritis dapat ditentukan. Hal ini disebabkan adanya lag atau
tenggang waktu bekerjanya sebuah kebijakan selalu berpacu dengan cepatnya
perubahan dalam perekonomian. Oleh sebab itu yang dapat dilakukan oleh otoritas
pembuat kebijakan adalah sedapat mungkin mendekatkan titik keseimbangan pasar
barang dan pasar uang dengan model yang telah dirumuskan secara teoritis
berdasarkan data yang ada. Keberadaan teori dan model dalam menentukan arah dan
rumusan kebijakan sangat penting sebagai pijakan pengambilan keputusan. Dengan
teori dan model yang tepat maka sebuah kebijakan akan lebih fokus, terukur dan
tepat sasaran. Salah satu teori dan model dalam konsep ekonomi konvensional
yang sangat populer adalah
Model IS-LM.
Model IS-LM adalah interpretasi
terkemuka dari teori Keynes1. Dalam model IS-LM, keseimbangan perekonomian
adalah titik di mana kurva IS dan kurva LM berpotongan. Titik ini memberikan
tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang memenuhi kondisi
untuk keseimbangan baik dalam pasar barang maupun pasar uang. Dengan kata lain,
pada perpotongan ini, pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang
direncanakan, dan permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dengan
penawarannya. Dalam model IS-LM, fungsi bunga (r) merupakan variabel
utama dan salah satu unsur konstruksi pembangun teori.
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam
pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di
dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa
yang diproduksi dalam negeri. Dalam ekonomi konvensional, kesimbangan umum
dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan.
Dalam keadaan keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan
tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan
tingkat bunga (i) yang seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uangModel
IS – LM awalnya dikembangkan oleh Hicks (1937), sbg interprestasinya atas buku
Keynes, The Geno al-Theory (1936). Kurva IS – LM menjelaskan bahwa kondisi
keseimbangan ekonomi terjadi pada saat di pasar barang terjadi keseimbangan
secara simultan dan di pasar uang terjadi pula keseimbangan secara simultan.
Titik pertemuan antara kurva IS & LM adalah titik keseimbangan perekonomian
secara umum.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah makalah ini yaitu :
1.
Apa pengertian
perekonomian 4 sektor atau perekonomian terbuka?
2.
Bagaimana konsep dari
keseimbangan perekonomian terbuka dan apa perbedaan ekonomi terbuka dengan
ekonomi tertutup?
3.
Apa teori permintaan
agregat dalam perekonomian terbuka?
4. Apakah pengertian kurva IS-LM?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yaitu :
1. Dapat menjelaskan pengertian dari perekonomian 4 sektor atau
perekonomian terbuka.
2. Dapat menjelaskan konsep dari keseimbangan perekonomian 4 sektor atau
perekonomian terbuka serta perbedaannya dengan perekonomian tertutup.
3.
Dapat menjelsakan teori
permintaan agregat dalam perekonomian terbuka
4. Dapat menjelaskan pengertian dan konsep dari kurva IS-LM
BAB II
PEMBAHASAN
Perekonomian terbuka / perekonomian
empat sektor merupakan suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan
negara–Negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri
diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat pula barang di
negara itu yang diimpor dari negara – negara lain. Perekonomian terbuka dinakan
juga sebagai ekonomi empat sektor, yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada
empat sektor yaitu :
1.
Rumah tangga
2.
Perusahaan
3.
Pemerintah dan,
4.
Sektor luar negeri.
Ekspor (X)
Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke Negara lain, maka
ia harus memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi yang diperlukan
di dalam negeri.
Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh
suatu Negara, maka hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y)
negara tersebut.
Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregate
expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan
dicapai oleh suatu Negara.
“Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula,
dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional”.
“Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat mempengaruhi
besar kecilnya ekspor”. Apabila pendapatan nasional bertambah besar, ekspor
belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau mengalami perubahan,
meskipun pendapatan nasional tetap besarnya”.
Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
nasional yang terjadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor mempunyai
bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan pengeluaran pemerintah.
Impor (M)
Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya pembelian barang dari luar negri (impor) suatu
Negara adalah kemampuan membayar (daya beli) Negara tersebut terhadap barang
impor.
Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya maka tinggi pula impor
yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya. Maka tinggi rendahnya
impor Negara tersebut, juga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan
nasionalnya.
“Makin tinggi pendapatan nasional, makin besar pula impor yang
dapat dilakukan oleh Negara tersebut, dan fungsi impornya dapat digambarkan
sebagai berikut :
Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan pendapatan nasional
dalam perekonomian terbuka adalah :
Y = C + I + G + (X – M) dan I + G + X = S + T + M
Ket.
Y = Tingkat Pendapatan
S = Tabungan
C = Konsumsi
T = Pajak
I = Investasi
G = Peng Pemerintah
X = Expor
M = Impor
Secara grafis keseimbangan
perekonomian dapat digambarkan sbb:
Dalam analisis keseimbangan
pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diandaikan ekspor merupakan
pengeluaran otonomi, yaitu ia ditentukan oleh pendapatan nasional. Ekspor
terutama ditentukan oleh harga relatif barang dalam negeri di pasaran luar
negeri, kemampuan barang dalam negeri di pasaran luar negeri, kemampuan
barang dalam negeri untuk bersaing di pasaran dunia, dan citarasa penduduk di
negara–negara lain terhadap barang yang diproduksikan suatu negara.
Berbeda dengan ciri ekspor, impor
suatu negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi
pendapatan, semakin banyak impor yang akan dilakukan.
B.
Teori
Permintaan Agregat dalam Perekonomian Terbuka
Menentukan suatu negara tergolong miskin/kaya/maju/mundur dilihat dari
pengeluaan agregat(besar). Pengeluaran = Pembelian/Pembelanjaan.
Teori Klasik tentang pasar barang
yang menyatakan bahwa output atau income hanya ditentukan oleh faktor ril dan
tidak bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui rekayasa permintaan, seperti
pengeluaran pemerintah, pengeluaran konsumsi masyarakat, investasi, ataupun
supply uang. Keynes menyatakan bahwa output dapat dipengaruhi oleh pengeluaran
aggregate (aggregate sepending) dan pengeluaran aggregate itu sendiri dapat
dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah. Output dan pengeluaran agregat dapat
saling mempengaruhi secara timbal balik. Semakin tinggi output atau income maka
semakin tinggi pula pengeluaran atau belanja agregat sehingga permintaan
aggregate akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila pengeluaran aggregate
tinggi (artinya aggregate demand juga tinggi) maka output juga tinggi sebagai respon
dari produsen yang menaikan output untuk memenuhi permintaan aggregate. Output
yang tinggi akan mengakibatkan income juga tinggi.
Tingginya income tidak lain berarti
tinginya pertumbuhan ekonomi, sesuatu yang diharapkan oleh setiap orang
termasuk pengambil kebijakan (pemerintah) karena akan mendatangkan kemakmuran
bagi masyarakat. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme aggregate demand
dalam menentukan output atau income tersebut?
Menurut teori Keynesian, yaitu
hubungan antara Agregate Demand (pengeluaran aggregate) dengan pendapatan atau
output. Komponen aggregate demand tersebut, adalah yaitu konsumsi (C),
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan perdagangan luar negeri (NX).
Keempat komponen ini merupakan faktor yang menentukan besarnya output atau
income. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
AD = C + I + G + NX (5.1)
Dalam keadaan seimbang (equilibrium)
maka AD harus sama dengan income atau output:
AD = Y = C + I + G + NX
Bila salah satu komponen aggregate
demand berubah maka akan terjadi suatu ketidak seimbangan. Misalnya,
pengeluaran agregat yang direncanakan lebih besar dari output maka akan terjadi
kekurangan output atau produksi, sebaliknya bila rencana pengeluaran agregat
lebih kecil dari output maka akan terjadi kelebihan produksi sehingga
persediaan barang (inventory) akan menumpuk. Pada periode berikutnya
produsen akan melakukan penyesuaian dengan menambah atau mengurangi output
sesuai dengan permintaan agregat. Pada akhirnya akan keseimbangan akan kembali
terjadi. Pertumbuhan ekonomi pada pokoknya adalah pergerakan titik keseimbangan
dari satu titik ke titik yang lain yang lebih tinggi. Dan sebelum titik
keseimbangan tercapai selalu terjadi proses ketidak seimbangan menuju titik
keseimbangan yang baru dan lebih tinggi atau lebih rendah dari titik
sebelumnya.
Dalam uraian ini kita mengasumsikan
bahwa harga adalah konstan atau tidak berubah. Ini juga berarti semua variable
adalah diasumsikan ril dan tidak ada inflasi.
C.
Perekonomian Terbuka: Export-Impor/Kurs
Dalam menganalisa suatu perkenomian,
dikenal dua model perekonomian, yaitu perekonomian tertutup dan perekonomian
terbuka.
Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen dan
Konsumen, secara sederhana akan melakukan kegiatan dalam penjualan dan
pembelian di pasar yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan
terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian
ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.
Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif
maka sistem perekonomian memerlukan Lembaga perbankan dan lembaga keuangan
lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau
lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan. Lembaga Perbankan
peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat,
yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui
pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya. Hal ini
dikatakan ekonomi pasar tertutup, karena didalamnya belum termasuk
peran luar negeri dalam sistem ekonomi tersebut.
Pada sistem ekonomi yang
terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk
melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar
di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan
bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara. Dalam model
terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari luar
negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the
borderless economy) yang disebut dengan the global economy. 6Dengan
memasukkan sektor luar negeri ke dalam model penghitungan pendapatan nasional,
berarti kita menamijahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor,
yaitu variabel ekspor (X) dan variabel impor (M). Dengan demikian untuk
menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian terbuka dilakukan
dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi pengeluaran.Dalam
sistem perekonomian terbuka ini, pengeluaran untuk impor dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu apakah impor itu tergantung dari variabel lain, atau tidak
(nilainya dianggap tetap).Untuk impor yang nilainya tetap dapat dituliskan
sebagai berikut :M = M0; di mana M0 adalah besarnya
imporSedangakn impor yang nilainya tergantung dari besar kecilnya pendapatan
dirumuskan sebagai berikut: M= M0 + mY, di mana Y adalah pendapatn
dan m adalah Marginal Propensity to ImportMenurut Tedi Heriayanto 8,
tolok ukur yang baik untuk menilai kadar keterbukaan suatu perekonomian adalah
rasio ekspor dan impor terhadap total GNP. Jika rasio ekspor-impor terhadap GNP
melebihi 50% maka dikatakan perekonomian lebih terbuka. Perdagangan
internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu :
·
Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya
keanekaragaman kondisi produksi di setiap negara. Misalnya, negara A karena
beriklim tropis dapat berspesialisasi memproduksi pisang, kopi; untuk
dipertukarkan dengan barang dan jasa dari negara lain.
·
Penghematan biaya. Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns to scale
(penurunan biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi
menikmati skala ekonomis, artinya proses produksi tersebut cenderung memiliki
biaya produksi rata-rata yang lebih rendah ketika volume produksi ditingkatkan.
Cara apa yang lebih baik untuk meningkatkan produksi selain menjualnya ke pasar
global ?
·
Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap
negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
Contohnya, negara A dan B menghasilkan daging sapi dan daging ayam dalam jumlah
yang hampir sama, tetapi karena masyarakat negara A tidak menyukai daging sapi,
sedang negara B tidak menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling
menguntungkan dapat terjadi di antara kedua negara tersebut, yaitu bila negara
A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya negara B
mengimpor daging sapi dan mengekspor daging ayam.
· Prinsip keunggulan
komparatif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap negara
akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekpor barang dan jasa yang biayanya
relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara lain); sebaliknya
setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relatif
lebih tinggi (artinya kurang efisien dibanding negara lain).
KESEIMBANGAN EKONOMI I :
IS – LM
1.
Pasar Barang Dan Kurva IS
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu.
Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua
permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi
penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.
Dalam ekonomi konvensional, kesimbangan umum dapat terjadi
apabila pasar barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan
keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)
yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)
yang seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uang. Namun, dalam ekonomi
Islam, system bunga dihapuskan.
Kurva IS menyatakan hubungan antara
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa.
Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”.
Dengan asumsi perekonomian tertutup, dimana ekspor adalah
nol, maka pengeluaran yang direncanakan sebagai jumlah konsumsi C, investasi yang direncanakan I, dan pembelian pemerintah G.
E
= C + I + G
Dimana
: C = C(Y – T)
Persamaan ini menunjukkan bahwa konsumsi tergantung pada
pendapatan disposibel (Y – T), yang merupakan pendapatan total Y dikurangi pajak T. Diasumsikan investasi yang direncanakan adalah tetap I, dan kebijakan
fiskal-tingkat pembelian dan pajak pemerintah- adalah tetap G dan T. Sehingga
dikombinasikan menjadi :
E
= C(Y – T) + I + G
Selanjutnya perekonomian berada dalam keseimbangan
(equilibrium) ketika pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan.
Asumsi ini didasarkan pada gagasan bahwa ketika rencana orang-orang telah
direalisasikan, mereka tidak mempunyai alasan untuk mengubah apa yang mereka
lakukan. Mengingat Y sebagai GDP
aktual tidak hanya pendapatan total tetapi juga pengeluaran total atas barang
dan jasa, sehingga dapat ditulis kondisi keseimbangan sebagai :
Pengeluaran Aktual = Pengeluaran Yang
Direncanakan
Y
= E
Dapat disimpulkan, kurva IS menunjukkan kombinasi dari
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam
pasar untuk barang dan jasa. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan.
Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap
barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri.
1.2 Pasar
Barang Dan Kurva IS Dalam Persfektif Islam
Pada system ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan, sehingga
keseimbangan di pasar barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda dengan
keseimbangan pasar barang pada system ekonomi konvensional. Hal ini karena system bunga dihapuskan dan diganti dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan (r).
Secara matematis, hubungan fungsional
antara pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat
dinyatakan sebagai berikut :
C = f ( Y) dengan C = C1 +
C2
C1 = pendapatan muzakki ; C2
= pendapatan mustahiq
Investasi perusahaan dalam ekonomi Islam
tergantung dari tingkat keuntungan yang diharapkan dan biaya asset yang kurang
produktif. Makin tinggi keuntungan yang diharapkan, dan makin besar biaya asset
yang kurang produktif maka semakin besar investasi yagn dilaksanakan dan sebaliknya.
Dalam analisis keseimbangan sektot riil, kondisi
keseimbangan perekonomian dapat digambarkan kedalam sebuah kurva yang disebutkan kurva ISI. Kurva
ISI adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat keuntungan
yang diharapkan ( R) dan pendaptan nasional (Y), yang dimana pasar barang
berada dalam kondisi keseimbangan .
Pergeseran
fungsi investasi dan fungsi tabungan
(atau fungsi konsumsi) akan
mengakibatkan pergeseran kurva ISI. Kenaikan biaya atas asset yang kurang
produktif (menganggur) akan menyebabkan meningkatnya permintaan investasi dan
sepanjang tidak ada perubahan fungsi tabungan, akan mengakibatkan pergeseran
kurva ISI ke kanan bawah.
1.3. Pasar
Uang dan Kurva LM
Alasan utama dalam memegang uang dalam ekonomi Islam adalah
karena motif transaksi dan motif berjaga-jaga adalah. Spekulasi tidak akan
pernah ada. Dengan demikian permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagai
fungsi tingkat bunga) menjadi nol dalam ekonomi Islam. Oleh
karena itu, permintaan uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat
pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan pendapatan
dan frekuensi pengeluaran.
Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
muncul di pasar uang dinyatakan dengan Kurva LM. Teori preferensi likuiditas
menyatakan bahwa tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan untuk aset perekonomian yang paling likuid, yaitu uang. Jika M
menyatakan penawaran uang dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah
penawaran dari keseimbangan uang riil. Teori preferensi likuisditas
mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran uang M adalah
variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P juga
merupakan variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah
tertentu (given) karena model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat
harga adalah tetap). Asumsi ini menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah
tetap dan biasanya tidak tergantung pada tingkat bunga.
Teori preferensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga
adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang.
Alasannya adalah bahwa tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunity cost)
dari memegang uang: biaya yang harus ditanggung akrena memegang aset dalam
bentuk uang, yang tidak mendapat bunga
baik dalam bentuk deposito atau obligasi. Ketika tingkat bunga naik,
orang-orang hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi rumus permintaan
terhadap uang riil adalah :
(M/P)d = L
(r)
Dimana fungsi L(r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta
tergnatung pada tingkat bunga. Tingkat bunga adalah biaya dari memegang uang,
sehingga semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah jumlah keseimbangan uang
riil yang diminta. Untuk menjelaskan berapa tingkat bunga yang berlkau dalam
perekonomian, maka dikombinasikan penawaran dan permintaan terhadap uang riil.
Menurut teori preferensi likuiditas, tingkat bunga menyesuaikan untuk
menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat bunga keseimbangan, jumlah uang riil
yang diminta sama dengan jumlah penawarannya.
Bagaimana tingkat bunga mencapai keseimbangan penawaran dan
permintaan uang? Penyesuaian terjadi karena kapan pun pasar uang tidak berada
dalam keseimbangan, orang-orang berusaha menyesuaikan portofolio aset mereka
dan dalam prosesnya, mengubah tingkat bunga.
Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang.
Ketika pendapatan tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat
dalam lebih banyak transaksi yang mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang
lebih banyak menunjukkan permintaan uang yang lebih besar. Dapat dituliskan
dalam fungsi permintaan uang sebagai berikut :
(M/P)d =
L(r,y)
Kurva LM menggambarkan
hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi
tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil,
dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke
atas.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan
tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan
riil menggeser kurva LM ke atas. Jadi
kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva
LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan
dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan
dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.
Keseimbagan
IS-LM pada ekonomi Konvensional
Maka keseluruhan bagian dari model IS-LM dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Y = C(Y – T) + I (r) + G , IS
M/P = L(r,Y)
, LM
Keseimbangan perekonomian adalah titik dimana kurva IS dan LM
berpotongan. Titik ini memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang
memenuhi kondisi untuk keseimbangan baik dalam pasar barang maupun pasar uang.
Dengan kata lain, pada perpotongan ini pengeluaran aktual sama dengan
pengeluaran yang direncanakan, dan permintaan terhadap keseimbangan uang riil
sama dengan penawarannya.
Tingkat
Bunga,r
LM
Tingkat
bunga
Keseimbangan
IS
Tingkat
Pendapatan
Pendapatan, output, Y
Keseimbangan
BAB III
Hasil dan Pembahasan
Ekonomi terbuka adalah
perekonomian di mana terdapat kegiatan ekonomi antara masyarakat domestik dan
luar, misalnya seseorang yang dapat berdagang barang dan jasa dengan orang lain
atau bisnis di masyarakat internasional. Perdagangan bisa dalam bentuk
pertukaran manajerial, transfer teknologi, segala macam barang dan jasa.
1.
Arti Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan
negara-negara lain.
2. Ukuran Keterbukaan
Rasio ekspor atau impor terhadap GDP
Bila suatu negara terlibat dalam
perekonomian terbuka, memungkinkan untuk lebih banyak kompetisi, shngg
cenderung terjadinya penurunan harga pada barang dan jasa. Manfaat lainnya
adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk memiliki kualitas yang lebih baik.
Ketika di situasi seperti ini, harga yang lebih tinggi dapat diimbangi dengan
barang-barang berkualitas, sehingga membuat pilihan konsumen lebih umum di
pasar. Singkatnya, perekonomian terbuka memungkinkan untuk kompetisi yang lebih
baik dalam hal output produk, yang dapat menguntungkan konsumen.
Fleksibilitas ekonomi seringkali penting
bagi sebuah negara untuk tumbuh dan memperluas fleksibiltas ekonomi.
Negara-negara kecil cenderung memiliki kelemahan ekonomi karena kurangnya
sumber daya alam. Ekonomi terbuka memungkinkan untuk perdagangan alokasi sumber
daya serta membeli barang-barang yang diperlukan untuk produksi ekonomi dengan
cara terlibat dalam perdagangan dengan beberapa negara, sehingga hal ini sangat
dapat memperluas fleksibilitas ekonomi
Keuntungan Perekonomian Terbuka:
o Konsumen dapat
memilih berbagai macam barang.
o Perekonomian
terbuka mampu meningkatkan peluang investasi asing langsung.
o Perekonomian
terbuka lebih fleksibel.
o Perekonomian
terbuka memiliki kesempatan lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi dalam perekonomian dunia
o Memperluas
pasar barang buatan dalam negeri dan memungkinkan perusahaan-perusahaan dalam
negeri mengembangkan kegiatannya.
Kerugian Perekonomian Terbuka:
o Konsumen
memakai produk luar negeri dan tidak memakai buatan dalam negeri
o Adanya
Pengangguran
o Modal dalam
negeri akan mengalir ke luar negeri
o Ketidakseimbangan
aliran uang sehingga menurunkan nilai mata uang domestik
Ekonomi
terbuka berarti bahwa ada pasar keempat didalam proses perekonomian yaitu pasar
luar negeri. Adanya pasar luar negeri mempunyai konsekuensi yang lebih lanjut
terhadap pasar-pasar lainnya. Khususnya ada konsekuensi penting yg menyangkut
penyesuaian pengertian tiga konsep, yaitu :
o Permintaan
Agregat
Dalam perekonomian terbuka, pengertian
permintaan agregat (Z) tidak lagi terbatas pada permintaan yang berasal dari
luar negeri. Permintaan agregat digunakan
untuk menentukan posisi keseimbangan di pasar barang di dalam negeri.
Untuk perekonomian terbuka, juga
mempunyai peranan yang sama. Oleh karena itu Z
haruslah diartikan sebagai seluruh permintaan akan barang atau jasa yang
diproduksikan di dalam negeri. Jadi, bagi perekonomian terbuka :
Z
= C + I + G + X – M
Dimana X = ekspor barang atau jasa kita ke
luar negeri
M = impor barang atau jasa kita
dari luar negeri
o Jumlah Uang
Beredar
Adanya hubungan dengan luar negeri juga
mempunyai pengaruh terhadap pasar uang, baik terhadap sisi permintaan maupun
pada sisi penawarannya. Jumlah uang (rupiah) yang beredar tergantung pada dua
faktor tambahan, yaitu posisi dari
Neraca Perdagangan dan besar kecilnya aliran modal dari dan ke luar negeri. Secara umun, kita bisa merumuskan
jumlah uang yang beredar dengan:
Ms
= Ms + n.h (X - M + K)
Dimana Ms = uang
yang beredar dalam perekonomian tertutup; n
= money multiplier; h = bagian dari perubahan cadangan yang di
rupiahkan; K = aliran netto modal ke dalam/luar negeri
o Harga
Dalam model
perekonomian terbuka, kita tidak lagi hanya mempunyai satu tingkat harga umum
(P), tetapi paling tidak ada dua tingkat umum, yaitu tingkat harga umum yang
berlaku di dalam negeri (P) dan tingkat harga umum yang berlaku di luar negeri
atau P$f. P$f adalah harga barang – barang yang di jual
atau dibeli di pasar luar negeri, yang dinyatakan dalam mata uang asing. Harga
luar negeri barang ekspor dan impor (P$F) dan kurs devisa
(E) merupakan variabel baru yang akan mempengaruhi proses keseimbangan umum.
Keseimbangan pasar barang-jasa didefenisikan: Kurva IS terjadi
pada saat total pengeluaran sama dengan pendapatan. Y=AE à C+S=C+I.
Kurva IS bergerak sepanjang kurva jika hanya dipengaruhi oleh suku bunga, kurva
IS bergeser jika ada perubahan pada pengeluaran pemerintah dan Net export. Sementara
itu, kurva LM bergerak sepanjang kurva jika hanya dipengaruhi oleh suku bunga,
dan bergeser sepanjang kurva jika dipengaruhi oleh jumlah uang beredar.
IS (Investasi –
Saving). Kurve IS adalah kurva yang menghubungkan
tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai tingkat bunga dimana
dipenuhi syarat keseimbangan di pasar barang. Kurva
atau fungsi LM adalah kurva atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara
tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai kemungkinan tingkat bunga
yang memenuhi syarat ekuilibriumnya pasar uang.
John Maynard keyness (1883-1946) dalam bukunya The General Theory of
Employment Interest, and Money (1936), yang menyatakan bahwa tingkat suku
bunga sebagai variabel eksogen.
·
Kurva IS mewakili pasar
barang
·
Kurva LM mewakili pasar
uang
Variabel yang
menghubungkan pasar uang dan pasar barang adalah tingkat suku bunga. Yang
menunjukkan bahwa interaksi antara pasar barang dengan pasar uang menentukan
permintaan agregat (Y). Perubahan-perubahan Kurva IS – LM dipengaruhi
oleh:
·
Investasi Perusahaan
·
Pengeluaran Pemerintah
·
Perdagangan Internasional
·
Pertambahan Pajak
Kebijakan
fiskal dalam model ekonomi makro dirumuskan melalui pengeluaran pendapatan
nasional kotor, Tujuan kebijakan ini adalah untuk mempengaruhi sektor investasi
asing (IS) sehingga mampu mempengaruhi agregat demand nasional. Sementara
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui pengendalian uang beredar atau
penawaran uang melalui required reserve dan discount rate. Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal, dapat digunakan secara tepat
pada saat : semakin datar Kurva IS, semakin efektif
kebijakan Moneter, semakin datar kurva LM maka kebijakan Fiskal semakin efektif.
BAB IV
Kesimpulan & Saran
1.
Kesimpulan
Dengan adanya perekonomian
terbuka dan setiap negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki keunggulan
komparatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di
setiap negara dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat untuk
jumlah jam kerja yang sama.
Kurva IS menyatakan hubungan antara
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa.
Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”. Sementara Kurva LM
menggambarkan hubungan di antara tingkat
pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi
permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga
keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
2.
Saran
Pemerintah harus mampu menstabilkan perekonomian terbuka karena mampu
meningkatkan transaksi perdagangan antar Negara yang menyebabkan terjadinya
ekspor. Ekspor suatu Negara harus mampu ditingkatkan, karena ekspor merupakan
salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregate expenditure), sehingga dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara.
Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula, dan
keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional yang berdampak
pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah
juga harus mampu menjalankan dan mengawasi kebijakan fiscal dan moneter secara
balance atau seimbang. Karena kebijakan ini adalah untuk mempengaruhi sektor
investasi asing (IS) sehingga mampu mempengaruhi agregat demand nasional.
Begitu juga terhadap kurva LM.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Bahan perkuliahan Ekonomi
Internasional I (semester 3)
·
Sukirno, Sodono. 2004.
Makroekonomi Terori Pengantar. Edisi ketiga. PT. Rajagrafindo
Persada. Jakarta
·
Nurul Huda, BAB VII
Keseimbangan IS-LM Dengan Pendekatan Ekonoomi Islam, 2007
·
Bahan dan Makalah-makalah
Ekonomi Makro Islam .
·
Metwally, M.M. Teori dan
Model Ekonomi Islam. Jakarta : PT.Bangkit Daya Insana. 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar