Rabu, 06 Maret 2013

Ekonomi Industri


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Industri merupakan kumpulan perusahaan yg memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang (cross elasticities of demand) yg positif dan tinggi. Ekonomika industri merupakan cabang ilmu ekonomi yg menjelaskan mengapa pasar diorganisasi dan bagaimana pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja industri.
Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yg secara relatif lebih menekankan pada studi empiris faktor-faktor yg mempengaruhi struktur, perilaku dan kinerja pasar. Perilaku industri dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Perilaku industri menganalisis tingkah laku serta penerapan strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya.
Dari hal ini dapat kita pahami betapa pentingnya Structure-Conduct-Performance (SCP) dalam suatu industri. Serta dalam makalah ini akan membahas mengenai keterkaitan antara SCP terhadap efisiensi suatu industri.

1.2 Rumusan Masalah
A.    Jelaskan pengertian Industri serta ruang lingkupnya?
B.     Jelaskan penafsiran para ahli mengenai Structure-Conduct-Performance (SCP)?
C.     Jelaskan secara spesifik mengenai Structure-Conduct-Performance (SCP)?

1.3 Tujuan
A.    Mengerti serta memahami pengertian Industri serta ruang lingkupnya.
B.     Menelaah lebih mendalam mengenai SCP dari beberapa pendapat.
C.     Memahami pengertian SCP serta faktor-faktor yang terkait.

1.4 Manfaat
Diharapkan pada pembahasan ini dapat menambah ilmu serta pengetahuan mahasiswa mengenai Structure-Conduct-Performance (SCP). Kemudian dapat menambah wawasan terhadap mata kuliah ekonomi industri itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Industri
Sempit : kumpulan perusahaan yg menghasilkan produk sejenis (atau bersifat substitusi) dimana terdapat kesamaan bahan baku yg digunakan, proses, bentuk produk akhir, dan konsumen akhir.
Luas : kumpulan perusahaan yg memproduksi barang dan jasa dg elastisitas silang (cross elasticities of demand) yg positif dan tinggi. Ekonomika industri merupakan cabang ilmu ekonomi yg menjelaskan mengapa pasar diorganisasi dan bagaimana pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja industri.
Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yg secara relatif lebih menekankan pada studi empiris faktor-faktor yg mempengaruhi struktur, perilaku dan kinerja pasar.
Ekonom Industri:
 - Pokok bahasan: tingkah laku perusahaan-perusahaan yg ada di dalam suatu industri.
- Dipelajari: langkah-langkah yg akan dilakukan oleh perusahaan terhadap para pesaingnya dan terhadap para konsumennya: harga, promosi atau periklanan, serta penelitian dan pengembangan (R&D).
- Menganalisis keterkaitan antara struktur pasar dan perilaku perusahaan dalam penentuan kinerja perusahaan
Perbedaan dengan teori ekonomi mikro:
- Fokus analisis ekonomi mikro pada umumnya membahas struktur pasar yg sederhana—persaingan dan monopoli. Sedangkan ekonomi industri membahas aplikasi-aplikasi penting dari pasar oligopoli
- Secara fundamental, ekonomi industri sangat konsen dengan permasalahan kebijakan pemerintah terhadap dunia bisnis (antimonopoli, regulasi, perijinan, kepemilikan publik atau negara).
•       Analisa ekonomi industri: Stucture-conduct-performance School danChicago School.
•       Stucture-conduct-performance School berargumen: 
                Monopoli adalah suatu fitur dari kebanyakan pasar:
halangan paling serius untuk berfungsinya pasar secara efektif adalah perilaku strategis oleh beberapa perusahaan untuk mencegah perusahaan lain untuk bersaing.
- tujuannya: perusahaan dapat mencapai dan memelihara kekuatan untuk mengendalikan harga dari produk-produk mereka.
- Implikasinya: pemerintah harus menerapkan satu kebijakan kompetisi untuk membatasi perilaku strategis.

2.2 Penafsiran SCP Menurut Para Ahli
Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri adalah hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance (SCP). Hubungan paling sederhana dari ketiga variabel tersebut adalah hubungan linier di mana struktur mempengaruhi perilaku kemudian perilaku mempengaruhi kinerja. Dalam SCP hubungan ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi termasuk adanya faktor-faktor lain seperti teknologi, progresivitas, strategi dan usaha-usaha untuk mendorong penjualan (Martin, 2002).
Struktur (structure) suatu industri akan menentukan bagaimana perilaku para pelaku industri (conduct) yang pada akhirnya menentukan kinerja (performance) industri tersebut. Gambar 1 menunjukkan hubungan linier Struktur-Perilaku-Kinerja (SCP) suatu perusahaan.

 

Sumber: Martin, 2002.

Gambar 1. Kerangka Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri

Struktur sebuah pasar akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam pasar tersebut yang secara bersama-sama menentukan kinerja sistem pasar secara keseluruhan. Kinerja suatu industri diukur antara lain dari derajat inovasi, efisiensi dan profitabilitas. Dalam struktur pasar terdapat tiga elemen pokok yaitu pangsa pasar (market share), konsentrasi pasar (market contcentration) dan hambatan-hambatan untuk masuk pasar (barrier to entry).  
Penelitian ini Kuncoro (2007) bertujuan untuk mengetahui struktur-perilaku-kinerja subsektor agroindustri di Indonesia, dengan menggunakan model Input-Output. Tiga pendekatan digunakan yaitu, analisis keterkaitan ke depan dan ke belakang untuk mengetahui struktur dalam subsektor agroindustri. Analisis multiplier untuk mengetahui perilaku dalam sektor, mencakup angka pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja. Indikator multiplier ekspor dan derajat ketergantungan ekspor digunakan untuk mengetahui kinerja subsektor agroindustri. Temuan penelitian ini diantaranya, industri tekstil/pakaian jadi/kulit memiliki kaitan ke belakang tinggi, namun kaitan ke depan rendah. Berdasarkan angka penggandanya, industri ini memiliki angka pengganda output terbesar setelah industri plastik-karet, angka pengganda pendapatan dan tenaga kerja lebih besar dari dua. Sekitar 34,26 persen produksi industri ini diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan ekspor.
Perilaku industri dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Perilaku industri menganalisis tingkah laku serta penerapan strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya.
Analisis kinerja industri dilakukan dengan menggunakan analisis Price-Cost-Margin (PCM). Analisis PCM digunakan untuk menganalisis hubungan struktur pasar terhadap kinerja perusahaan. PCM merupakan salah satu indikator kinerja yang digunakan sebagai perkiraan kasar dari keuntungan industri. Variabel endogen yang digunakan adalah proksi dari keuntungan industri yaitu PCM sedangkan variabel eksogennya adalah jumlah perusahaan, pengeluaran untuk pekerja, pengeluaran untuk bahan bakar, pengeluaran untuk bahan baku dan nilai keluaran. PCM dihitung dari (keuntungan penjualan – biaya material)/keuntungan penjualan. Keuntungan diperoleh dari pengurangan antara nilai keluaran (output) dengan seluruh biaya produksi. Metode analisis yang digunakan adalah panel data. Periode estimasi yang digunakan dari tahun 2000-2005 pada industri ISIC 171 PPPT (pemintalan, pertenunan dan pengolahan akhir tekstil), ISIC 172/173 TPP (barang jadi tekstil dan permadani serta perajutan) dan ISIC 181 PJNB (pakaian jadi non berbulu).
Data panel merupakan kombinasi dari data runtut waktu (time series) dan data silang tempat (cross section), lihat Gujarati (2003). Keunggulan dari penggunaan data panel dalam suatu analisis regresi/estimasi sebagaimana telah dirumuskan oleh Baltagi (dalam Gujarati, 2003), yaitu (1) Memunculkan heterogenitas secara eksplisit ke dalam perhitungan dengan memasukkan variabel-variabel individu-tertentu; (2) Kombinasi data runtut waktu dan silang tempat dalam data panel akan mampu memberikan “data yang lebih informatif, bervariasi, mengurangi kollinieritas pada sejumlah variabel, menambah degree of freedom dan lebih efisien”; (3) Dengan melakukan pengulangan pada observasi silang tempat, data panel lebih baik untuk mempelajari/mengestimasi perubahan dinamik; (4) Data panel mampu mendeteksi dengan lebih baik dan mengukur dampak yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan data silang tempat atau runtut waktu; (5) Data panel memberikan informasi kepada penggunanya untuk mempelajari model-model perilaku yang lebih kompleks; (6) Dengan jumlah data yang banyak memungkinkan data panel mampu untuk mengurangi bias data pada waktu dilakukan agregasi.
Metode-metode yang digunakan untuk mengestimasi data panel ada beberapa jenis, yaitu: metode fixed effect dan random effect (lihat Gujarati, 2003 dan Widarjono, 2005). Estimasi data panel dengan menggunakan metode fixed effect adalah; (1) diasumsikan seluruh koefisien (intersep dan slope) tetap sepanjang waktu (time series) dan individu (cross section) atau disebut sebagai estimasi common effect, (2) diasumsikan slope konstan tetapi intersep berbeda antar individu (disebut juga estimasi fixed effect atau least square dummy variable – LSDV), (3) diasumsikan intersep dan slope berbeda antar waktu dan individu, dan (4) diasumsikan intersep dan slope berbeda antar individu.
Selain pola perdagangan, perilaku industri dapat dicermati melalui produktivitas dan efisiensinya. Berdasarkan data industri tekstil dan pakaian jadi skala besar dan sedang dapat dibandingkan perubahan rata-rata pengeluaran per tenaga kerja (upah per tenaga kerja), efisiensi, dan produktivitas atau penggunaan input per satu output tahun 2000 dan 2005. Perbandingan ini dilakukan untuk melihat apakah industri ini semakin efisien atau tidak.

2.3 Kerangka Kerja Struktur-perilaku-kinerja
1.     Struktur
Pengertian struktur (dalam konteks ekonomi industri) : sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yg dipengaruhi oleh jenis barang yg dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual (perusahaan) dalam industri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi produk serta mudah tidaknya (persyaratan) masuk ke dalam industri.
·        Struktur industri merupakan cerminan struktur pasar suatu industri.
·        Pasar dalam arti sempit merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual. Dalam arti luas, pasar adalah wujud abstrak suatu mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk mengadakan transaksi yg melibatkan harga dan kuantitas.
Jenis struktur pasar :
·        Monopoli  : produsen tunggal, produk tanpa barang               substitusi yg dekat.
·        Persaingan sempurna  :  produsen banyak, produk          identik
·        Persaingan tidak sempurna ;
·        Oligopoli  :  produsen sedikit, sedikit perbedaan dlm produk.
·        Persaingan monopolistik  : produsen banyak, produk                                                       terdiferensiasi.
Unsur-unsur struktrur pasar :
·        Jumlah dan Ukuran Distribusi Penjual
·        Jumlah dan Ukuran Distribusi Pembeli
·        Diferensiasi Produk
·        Persyaratan masuk

2.     Prilaku
Dalam ekonomi industri, perilaku diartikan sbg cara yg dilakukan oleh perusahaan agar mendapatkan pasar. Dengan kata lain, perilaku merupakan pola tanggapan dan penyesuaian berbagai perusahaan yg terdapat dalam suatu industri untuk mencapai tujuannya dan mengahadapi persaingan.
Perilaku dapat dilihat sebagai cara perusahaan menentukan harga jual, promosi produk (iklan), koordinasi kegiatan di dalam pasar (kolusi, kartel, dsb), serta penelitian dan pengembangan (R&D).
Perilaku perusahaan adalah satu hal yang menarik hanya ketika persaingan adalah tak sempurna. Dalam suatu pasar persaingan sempurna, satu perusahaan tidak dapat menentukan harga pasar. Dalam  keadaan yang demikian suatu perusahaan tidak memiliki perangsang untuk beriklan, untuk bereaksi pada saingan-saingan, atau untuk berusaha mencegah terjadinya entry. Sekalipun banyak perusahaan kecil dalam suatu industri kompetitif bisa mengkoordinir suatu kartel, perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar. Situasi ini adalah berbeda bila kompetisi adalah tak sempurna.
•       Unsur-unsur perilaku perusahaan :
•       Kolusi/Kerjasama
•       Perilaku Strategis
•       Iklan / Penelitian dan Pengembangan

3.     Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yg dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri dimana hasil biasa diidentikkan dg besarnya penguasaan pasar atau besarnya keuntungan suatu perusahaan di dalam suatu industri.
Secara lebih rinci, kinerja dapat pula tercermin melalui efisiensi, pertumbuhan (termasuk perluasan pasar), kesempatan kerja, kesejahteraan personalia, serta kebanggaan kelompok.
Unsur-unsur kinerja pasar :
•       Profitability
•       Efficiency
•       Progressiveness






BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yg secara relatif lebih menekankan pada studi empiris faktor-faktor yg mempengaruhi struktur, perilaku dan kinerja pasar.
Penelitian ini Kuncoro (2007) bertujuan untuk mengetahui struktur-perilaku-kinerja subsektor agroindustri di Indonesia, dengan menggunakan model Input-Output. Tiga pendekatan digunakan yaitu, analisis keterkaitan ke depan dan ke belakang untuk mengetahui struktur dalam subsektor agroindustri. Analisis multiplier untuk mengetahui perilaku dalam sektor, mencakup angka pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja. Indikator multiplier ekspor dan derajat ketergantungan ekspor digunakan untuk mengetahui kinerja subsektor agroindustri.
Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri adalah hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance (SCP). Hubungan paling sederhana dari ketiga variabel tersebut adalah hubungan linier di mana struktur mempengaruhi perilaku kemudian perilaku mempengaruhi kinerja. Dalam SCP hubungan ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi termasuk adanya faktor-faktor lain seperti teknologi, progresivitas, strategi dan usaha-usaha untuk mendorong penjualan (Martin, 2002).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar