Selasa, 06 Maret 2012

Ekonomi Internasional


KATA PENGANTAR

Assallamualaikum Wr, Wb
      Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang perekonomian terbuka dan kurva IS-LM.
      Makalah ini kami buat sebagai bahan ujian akhir semester Ekonomi Internasional II dan bertujuan agar pembaca makalah ini dapat mengetahui tentang perekonomian terbuka serta kurva IS-LM. Dan semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang jelas yang dibutuhkan oleh para pembaca.
      Kami menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari penyajian maupun isinya, hal ini disebabkan oleh karena masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan, serta pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta memperbaiki dan mengarah pada peningkatan mutu penulisan makalah ini di masa yang akan datang. Terima kasih. Wassalamualaikum wr, wb.


Jambi,  10 Januari 2013


Penulis,
Kelompok 4






DAFTAR ISI

Kata Pengantar                           …………………………………   2
Daftar Isi                                      …………………………………   3
BAB 1       PENDAHULUAN
                  Latar Belakang            …………………………………   4
                  Rumusan Masalah       …………………………………   5
                  Tujuan Penulis …………………………………   6
BAB II      PEMBAHASAN       ……..……………………..……   7
BAB III    Hasil&Pembahasan     ….……………………………   17
BAB IV    Kesimpulan dan Saran   ……………………………..   21
Daftar Pustaka    ………………………………………………….. 22













BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang
Pada perekonomian terbuka, di dalam perekonomian terdapat empat sektor pelaku yaitu, sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar negeri. Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional pada perekonomian terbuka sama dengan perkonomian tiga sektor, yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi. Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X) dan impor (M) dan selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor (X-M) disebut dengan ekspor netto. Besar kecilnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara oleh negara lain sangat tergantung pada tingkat pendapatan mereka. Oleh karena itu, dalam ekonomi makro permintaan ekspor dianggap tetap.
Dalam sebuah perekonomian, keseimbangan pasar barang dan pasar uang atau dalam istilah lain keseimbangan sektor riil dan sektor moneter sangatlah penting. Pasar barang dan pasar uang merupakan konstruksi utama pembentukan agregat demand dalam perekonomian makro. Tanpa keharmonisan dua sektor tersebut, maka stabilitas ekonomi kurang berjalan dengan baik. Kecenderungan sektor moneter berjalan lebih cepat dalam perekonomian konvensional karena perputaran uang dengan instrumen bunga kurang diikuti perputaran sektor riil yang seimbang. Keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam tataran aplikasi sulit direalisasikan secara tepat walaupun secara teoritis dapat ditentukan. Hal ini disebabkan adanya lag atau tenggang waktu bekerjanya sebuah kebijakan selalu berpacu dengan cepatnya perubahan dalam perekonomian. Oleh sebab itu yang dapat dilakukan oleh otoritas pembuat kebijakan adalah sedapat mungkin mendekatkan titik keseimbangan pasar barang dan pasar uang dengan model yang telah dirumuskan secara teoritis berdasarkan data yang ada. Keberadaan teori dan model dalam menentukan arah dan rumusan kebijakan sangat penting sebagai pijakan pengambilan keputusan. Dengan teori dan model yang tepat maka sebuah kebijakan akan lebih fokus, terukur dan tepat sasaran. Salah satu teori dan model dalam konsep ekonomi konvensional yang sangat populer adalah

Model IS-LM.
Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes1. Dalam model IS-LM, keseimbangan perekonomian adalah titik di mana kurva IS dan kurva LM berpotongan. Titik ini memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang memenuhi kondisi untuk keseimbangan baik dalam pasar barang maupun pasar uang. Dengan kata lain, pada perpotongan ini, pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan, dan permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dengan penawarannya. Dalam model IS-LM, fungsi bunga (r) merupakan variabel utama dan salah satu unsur konstruksi pembangun teori.
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri. Dalam ekonomi konvensional, kesimbangan umum dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uangModel IS – LM awalnya dikembangkan oleh Hicks (1937), sbg interprestasinya atas buku Keynes, The Geno al-Theory (1936). Kurva IS – LM menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan ekonomi terjadi pada saat di pasar barang terjadi keseimbangan secara simultan dan di pasar uang terjadi pula keseimbangan secara simultan. Titik pertemuan antara kurva IS & LM adalah titik keseimbangan perekonomian secara umum.

B. Rumusan Masalah
       Berdasarkan  latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini yaitu :
1.      Apa pengertian perekonomian  4 sektor atau perekonomian terbuka?
2.      Bagaimana konsep dari keseimbangan perekonomian terbuka dan apa perbedaan ekonomi terbuka dengan ekonomi tertutup?
3.      Apa teori permintaan agregat dalam perekonomian terbuka?
4.   Apakah pengertian kurva IS-LM?


C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yaitu :
1.      Dapat menjelaskan pengertian dari perekonomian 4 sektor atau perekonomian terbuka.
2.      Dapat menjelaskan konsep dari keseimbangan perekonomian 4 sektor atau perekonomian terbuka serta perbedaannya dengan perekonomian tertutup.
3.      Dapat menjelsakan teori permintaan agregat dalam perekonomian terbuka
4.      Dapat menjelaskan pengertian dan konsep dari kurva IS-LM








BAB II
PEMBAHASAN

Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara–Negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat pula barang di negara itu yang diimpor dari negara – negara lain. Perekonomian terbuka dinakan juga sebagai ekonomi empat sektor, yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu :
1.      Rumah tangga
2.      Perusahaan
3.      Pemerintah dan,
4.      Sektor luar negeri.

Ekspor (X)
Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke Negara lain, maka ia harus memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negeri.
Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu Negara, maka hal ini juga akan  meningkatkan pendapatan nasional (Y) negara tersebut.
Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregate expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara.
“Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional”.
“Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat mempengaruhi besar kecilnya ekspor”. Apabila pendapatan nasional bertambah besar, ekspor belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau mengalami perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya”.
Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang terjadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan pengeluaran pemerintah.

Impor (M)
Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang  mempengaruhi besar kecilnya pembelian barang dari luar negri (impor) suatu Negara adalah kemampuan membayar (daya beli) Negara tersebut terhadap barang impor.
Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya maka tinggi pula impor yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya.  Maka tinggi rendahnya impor Negara tersebut, juga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasionalnya.
“Makin tinggi pendapatan  nasional, makin besar pula impor yang dapat dilakukan oleh Negara tersebut, dan fungsi impornya dapat digambarkan sebagai berikut :

Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka adalah :
Y = C + I + G + (X – M)    dan    I + G + X = S + T + M
Ket.
Y = Tingkat Pendapatan                    S = Tabungan
C  = Konsumsi                                   T = Pajak
I  = Investasi                                      G = Peng Pemerintah
X = Expor                                          M = Impor

Secara grafis keseimbangan perekonomian dapat digambarkan sbb:
Dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diandaikan ekspor merupakan pengeluaran otonomi, yaitu ia ditentukan oleh pendapatan nasional. Ekspor terutama ditentukan oleh harga relatif barang dalam negeri di pasaran luar negeri, kemampuan barang dalam  negeri di pasaran luar negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing di pasaran dunia, dan citarasa penduduk di negara–negara lain terhadap barang yang diproduksikan suatu negara.
Berbeda dengan ciri ekspor, impor suatu negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak impor yang akan dilakukan.

B.     Teori Permintaan Agregat dalam Perekonomian Terbuka
Menentukan suatu negara tergolong miskin/kaya/maju/mundur dilihat dari pengeluaan agregat(besar). Pengeluaran = Pembelian/Pembelanjaan.
Teori Klasik tentang pasar barang yang menyatakan bahwa output atau income hanya ditentukan oleh faktor ril dan tidak bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui rekayasa permintaan, seperti pengeluaran pemerintah, pengeluaran konsumsi masyarakat, investasi, ataupun supply uang. Keynes menyatakan bahwa output dapat dipengaruhi oleh pengeluaran aggregate (aggregate sepending) dan pengeluaran aggregate itu sendiri dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah. Output dan pengeluaran agregat dapat saling mempengaruhi secara timbal balik. Semakin tinggi output atau income maka semakin tinggi pula pengeluaran atau belanja agregat sehingga permintaan aggregate akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila pengeluaran aggregate tinggi (artinya aggregate demand juga tinggi) maka output juga tinggi sebagai respon dari produsen yang menaikan output untuk memenuhi permintaan aggregate. Output yang tinggi akan mengakibatkan income juga tinggi.
Tingginya income tidak lain berarti tinginya pertumbuhan ekonomi, sesuatu yang diharapkan oleh setiap orang termasuk pengambil kebijakan (pemerintah) karena akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme aggregate demand dalam menentukan output atau income tersebut?
Menurut teori Keynesian, yaitu hubungan antara Agregate Demand (pengeluaran aggregate) dengan pendapatan atau output. Komponen aggregate demand tersebut, adalah yaitu konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan perdagangan luar negeri (NX). Keempat komponen ini merupakan faktor yang menentukan besarnya output atau income. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
AD = C + I + G + NX (5.1)
Dalam keadaan seimbang (equilibrium) maka AD harus sama dengan income atau output:
AD = Y = C + I + G + NX
Bila salah satu komponen aggregate demand berubah maka akan terjadi suatu ketidak seimbangan. Misalnya, pengeluaran agregat yang direncanakan lebih besar dari output maka akan terjadi kekurangan output atau produksi, sebaliknya bila rencana pengeluaran agregat lebih kecil dari output maka akan terjadi kelebihan produksi sehingga persediaan barang (inventory) akan menumpuk. Pada periode berikutnya produsen akan melakukan penyesuaian dengan menambah atau mengurangi output sesuai dengan permintaan agregat. Pada akhirnya akan keseimbangan akan kembali terjadi. Pertumbuhan ekonomi pada pokoknya adalah pergerakan titik keseimbangan dari satu titik ke titik yang lain yang lebih tinggi. Dan sebelum titik keseimbangan tercapai selalu terjadi proses ketidak seimbangan menuju titik keseimbangan yang baru dan lebih tinggi atau lebih rendah dari titik sebelumnya.
Dalam uraian ini kita mengasumsikan bahwa harga adalah konstan atau tidak berubah. Ini juga berarti semua variable adalah diasumsikan ril dan tidak ada inflasi.
C.    Perekonomian Terbuka: Export-Impor/Kurs
Dalam menganalisa suatu perkenomian, dikenal dua model perekonomian, yaitu perekonomian tertutup dan perekonomian terbuka. 
Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen dan Konsumen, secara sederhana akan melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian di pasar yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.    Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem perekonomian memerlukan Lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan. Lembaga Perbankan peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat, yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya.  Hal ini dikatakan  ekonomi pasar tertutup, karena didalamnya  belum termasuk peran luar negeri dalam sistem ekonomi tersebut.
Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara.  Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the borderless economy) yang disebut dengan the global economy. 6Dengan memasukkan sektor luar negeri ke dalam model penghitungan pendapatan nasional, berarti kita menamijahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor, yaitu variabel ekspor (X) dan variabel impor (M). Dengan demikian untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi pengeluaran.Dalam sistem perekonomian terbuka ini, pengeluaran untuk impor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu apakah impor itu tergantung dari variabel lain, atau tidak (nilainya dianggap tetap).Untuk impor yang nilainya tetap dapat dituliskan sebagai berikut :M = M0;  di mana M0 adalah besarnya imporSedangakn impor yang nilainya tergantung dari besar kecilnya pendapatan dirumuskan sebagai berikut: M= M0 + mY, di mana Y adalah pendapatn dan m adalah Marginal Propensity to ImportMenurut Tedi Heriayanto 8, tolok ukur yang baik untuk menilai kadar keterbukaan suatu perekonomian adalah rasio ekspor dan impor terhadap total GNP. Jika rasio ekspor-impor terhadap GNP melebihi 50%  maka dikatakan perekonomian lebih terbuka. Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu :
·         Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi produksi di setiap negara. Misalnya, negara A karena beriklim tropis dapat berspesialisasi memproduksi pisang, kopi; untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa dari negara lain.
·         Penghematan biaya. Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi menikmati skala ekonomis, artinya proses produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih rendah ketika volume produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk meningkatkan produksi selain menjualnya ke pasar global ?
·         Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, negara A dan B menghasilkan daging sapi dan daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi karena masyarakat negara A tidak menyukai daging sapi, sedang negara B tidak menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling menguntungkan dapat terjadi di antara kedua negara tersebut, yaitu bila negara A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya negara B mengimpor daging sapi dan mengekspor daging ayam. 
·         Prinsip keunggulan komparatif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap negara akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekpor barang dan jasa yang biayanya relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara lain); sebaliknya setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relatif lebih tinggi (artinya kurang efisien dibanding negara lain).
 
KESEIMBANGAN EKONOMI I : IS – LM
1. Pasar Barang Dan Kurva IS
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. 
Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.
Dalam ekonomi konvensional, kesimbangan umum dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uang. Namun, dalam ekonomi Islam, system bunga dihapuskan.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”.
Dengan asumsi perekonomian tertutup, dimana ekspor adalah nol, maka pengeluaran yang direncanakan sebagai jumlah konsumsi C, investasi yang direncanakan I, dan pembelian pemerintah G.
E = C + I + G
Dimana : C = C(Y – T)
Persamaan ini menunjukkan bahwa konsumsi tergantung pada pendapatan disposibel (Y – T), yang merupakan pendapatan total Y dikurangi pajak T. Diasumsikan investasi yang direncanakan adalah tetap I, dan kebijakan fiskal-tingkat pembelian dan pajak pemerintah- adalah tetap G dan T. Sehingga dikombinasikan menjadi :
E = C(Y – T) + I + G
Selanjutnya perekonomian berada dalam keseimbangan (equilibrium) ketika pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan. Asumsi ini didasarkan pada gagasan bahwa ketika rencana orang-orang telah direalisasikan, mereka tidak mempunyai alasan untuk mengubah apa yang mereka lakukan. Mengingat Y sebagai GDP aktual tidak hanya pendapatan total tetapi juga pengeluaran total atas barang dan jasa, sehingga dapat ditulis kondisi keseimbangan sebagai :
Pengeluaran Aktual = Pengeluaran Yang Direncanakan
   Y      =         E
Dapat disimpulkan, kurva IS menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk barang dan jasa. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri.

1.2 Pasar Barang Dan Kurva  IS  Dalam Persfektif Islam

Pada system ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan, sehingga keseimbangan di pasar barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda dengan keseimbangan pasar barang pada system ekonomi konvensional. Hal ini karena system bunga dihapuskan dan diganti dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (r).
Secara matematis, hubungan fungsional antara pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai berikut :

C = f ( Y) dengan C = C1 + C2
C1 = pendapatan muzakki ; C2 = pendapatan mustahiq

Investasi perusahaan dalam ekonomi Islam tergantung dari tingkat keuntungan yang diharapkan dan biaya asset yang kurang produktif. Makin tinggi keuntungan yang diharapkan, dan makin besar biaya asset yang kurang produktif maka semakin besar investasi yagn dilaksanakan  dan sebaliknya.
   Dalam  analisis keseimbangan sektot riil, kondisi keseimbangan perekonomian dapat digambarkan kedalam  sebuah kurva yang disebutkan kurva ISI. Kurva ISI adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat keuntungan yang diharapkan ( R) dan pendaptan nasional (Y), yang dimana pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan .
   Pergeseran fungsi investasi dan fungsi tabungan  (atau fungsi  konsumsi) akan mengakibatkan pergeseran kurva ISI. Kenaikan biaya atas asset yang kurang produktif (menganggur) akan menyebabkan meningkatnya permintaan investasi dan sepanjang tidak ada perubahan fungsi tabungan, akan mengakibatkan pergeseran kurva ISI ke kanan bawah.

1.3. Pasar Uang dan Kurva LM
Alasan utama dalam memegang uang dalam ekonomi Islam adalah karena motif transaksi dan motif berjaga-jaga adalah. Spekulasi tidak akan pernah ada. Dengan demikian permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagai fungsi tingkat bunga) menjadi nol dalam ekonomi Islam. Oleh karena itu, permintaan uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan pendapatan dan frekuensi pengeluaran.
Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang dinyatakan dengan Kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang riil. Teori preferensi likuisditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran uang M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P juga merupakan variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah tertentu (given) karena model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah tetap). Asumsi ini menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya tidak tergantung pada tingkat bunga.
Teori preferensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang. Alasannya adalah bahwa tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunity cost) dari memegang uang: biaya yang harus ditanggung akrena memegang aset dalam bentuk uang, yang tidak  mendapat bunga baik dalam bentuk deposito atau obligasi. Ketika tingkat bunga naik, orang-orang hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi rumus permintaan terhadap uang riil adalah :
(M/P)d  =  L (r)
Dimana fungsi L(r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergnatung pada tingkat bunga. Tingkat bunga adalah biaya dari memegang uang, sehingga semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah jumlah keseimbangan uang riil yang diminta. Untuk menjelaskan berapa tingkat bunga yang berlkau dalam perekonomian, maka dikombinasikan penawaran dan permintaan terhadap uang riil. Menurut teori preferensi likuiditas, tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat bunga keseimbangan, jumlah uang riil yang diminta sama dengan jumlah penawarannya.
Bagaimana tingkat bunga mencapai keseimbangan penawaran dan permintaan uang? Penyesuaian terjadi karena kapan pun pasar uang tidak berada dalam keseimbangan, orang-orang berusaha menyesuaikan portofolio aset mereka dan dalam prosesnya, mengubah tingkat bunga.
Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih banyak transaksi yang mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak menunjukkan permintaan uang yang lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi permintaan uang sebagai berikut :
(M/P)d  =  L(r,y)
Kurva LM menggambarkan  hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser kurva LM ke atas. Jadi  kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.

Keseimbagan IS-LM pada ekonomi Konvensional
Maka keseluruhan bagian dari model IS-LM dapat disimpulkan sebagai berikut :
Y  =  C(Y – T) + I (r) + G        , IS
M/P  =  L(r,Y)                          , LM
Keseimbangan perekonomian adalah titik dimana kurva IS dan LM berpotongan. Titik ini memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang memenuhi kondisi untuk keseimbangan baik dalam pasar barang maupun pasar uang. Dengan kata lain, pada perpotongan ini pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan, dan permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dengan penawarannya.

    Tingkat
    Bunga,r                                                           LM


Tingkat bunga
Keseimbangan
                                                                   IS



                                   Tingkat Pendapatan                       Pendapatan, output, Y
                 Keseimbangan














BAB III
Hasil dan Pembahasan

Ekonomi terbuka adalah perekonomian di mana terdapat kegiatan ekonomi antara masyarakat domestik dan luar, misalnya seseorang yang dapat berdagang barang dan jasa dengan orang lain atau bisnis di masyarakat internasional. Perdagangan bisa dalam bentuk pertukaran manajerial, transfer teknologi, segala macam barang dan jasa.
1. Arti Perekonomian Terbuka
   Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain.
         2. Ukuran Keterbukaan
   Rasio ekspor atau impor terhadap GDP
Bila suatu negara terlibat dalam perekonomian terbuka, memungkinkan untuk lebih banyak kompetisi, shngg cenderung terjadinya penurunan harga pada barang dan jasa. Manfaat lainnya adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk memiliki kualitas yang lebih baik. Ketika di situasi seperti ini, harga yang lebih tinggi dapat diimbangi dengan barang-barang berkualitas, sehingga membuat pilihan konsumen lebih umum di pasar. Singkatnya, perekonomian terbuka memungkinkan untuk kompetisi yang lebih baik dalam hal output produk, yang dapat menguntungkan konsumen.
Fleksibilitas ekonomi seringkali penting bagi sebuah negara untuk tumbuh dan memperluas fleksibiltas ekonomi. Negara-negara kecil cenderung memiliki kelemahan ekonomi karena kurangnya sumber daya alam. Ekonomi terbuka memungkinkan untuk perdagangan alokasi sumber daya serta membeli barang-barang yang diperlukan untuk produksi ekonomi dengan cara terlibat dalam perdagangan dengan beberapa negara, sehingga hal ini sangat dapat memperluas fleksibilitas ekonomi
Keuntungan Perekonomian Terbuka:
o Konsumen dapat memilih berbagai macam barang.
o Perekonomian terbuka mampu meningkatkan peluang investasi asing langsung.
o Perekonomian terbuka lebih fleksibel.
o Perekonomian terbuka memiliki kesempatan lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam perekonomian dunia
o Memperluas pasar barang buatan dalam negeri dan memungkinkan perusahaan-perusahaan dalam negeri mengembangkan kegiatannya.

Kerugian Perekonomian Terbuka:
o Konsumen memakai produk luar negeri dan tidak memakai buatan dalam negeri
o Adanya Pengangguran
o Modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri
o Ketidakseimbangan aliran uang sehingga menurunkan nilai mata uang domestik
   Ekonomi terbuka berarti bahwa ada pasar keempat didalam proses perekonomian yaitu pasar luar negeri. Adanya pasar luar negeri mempunyai konsekuensi yang lebih lanjut terhadap pasar-pasar lainnya. Khususnya ada konsekuensi penting yg menyangkut penyesuaian pengertian tiga konsep, yaitu :
o Permintaan Agregat
      Dalam perekonomian terbuka, pengertian permintaan agregat (Z) tidak lagi terbatas pada permintaan yang berasal dari luar negeri. Permintaan agregat digunakan  untuk menentukan posisi keseimbangan di pasar barang di dalam negeri. Untuk  perekonomian terbuka, juga mempunyai peranan yang sama. Oleh karena itu Z  haruslah diartikan sebagai seluruh permintaan akan barang atau jasa yang diproduksikan di dalam negeri. Jadi, bagi perekonomian terbuka :
                              Z = C + I + G + X – M
      Dimana X = ekspor barang atau jasa kita ke luar negeri
                   M = impor barang atau jasa kita dari luar negeri

o Jumlah Uang Beredar
      Adanya hubungan dengan luar negeri juga mempunyai pengaruh terhadap pasar uang, baik terhadap sisi permintaan maupun pada sisi penawarannya. Jumlah uang (rupiah) yang beredar tergantung pada dua faktor tambahan, yaitu   posisi dari Neraca Perdagangan dan besar kecilnya aliran modal dari dan ke luar  negeri. Secara umun, kita bisa merumuskan jumlah uang yang beredar dengan:
                              Ms = Ms + n.h (X -  M + K)
      Dimana Ms = uang yang beredar dalam perekonomian tertutup; n  = money multiplier; h  =  bagian dari perubahan cadangan yang di rupiahkan; K = aliran netto modal ke dalam/luar negeri

o Harga
      Dalam model perekonomian terbuka, kita tidak lagi hanya mempunyai satu tingkat harga umum (P), tetapi paling tidak ada dua tingkat umum, yaitu tingkat harga umum yang berlaku di dalam negeri (P) dan tingkat harga umum yang berlaku di luar negeri atau P$f. P$f adalah harga barang – barang yang di jual atau dibeli di pasar luar negeri, yang dinyatakan dalam mata uang asing. Harga luar negeri barang ekspor dan impor (P$F) dan kurs devisa (E) merupakan variabel baru yang akan mempengaruhi proses keseimbangan umum.
   Keseimbangan pasar barang-jasa didefenisikan: Kurva IS terjadi pada saat total pengeluaran sama dengan pendapatan. Y=AE à C+S=C+I. Kurva IS bergerak sepanjang kurva jika hanya dipengaruhi oleh suku bunga, kurva IS bergeser jika ada perubahan pada pengeluaran pemerintah dan Net export. Sementara itu, kurva LM bergerak sepanjang kurva jika hanya dipengaruhi oleh suku bunga, dan bergeser sepanjang kurva jika dipengaruhi oleh jumlah uang beredar.
      IS (Investasi – Saving). Kurve IS  adalah kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai tingkat bunga dimana dipenuhi syarat keseimbangan di pasar barang.       Kurva atau fungsi LM adalah kurva atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai kemungkinan tingkat bunga yang memenuhi syarat ekuilibriumnya pasar uang.  John Maynard keyness (1883-1946) dalam bukunya The General Theory of Employment Interest, and Money (1936), yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga sebagai variabel eksogen.
·        Kurva IS mewakili pasar barang
·        Kurva LM mewakili pasar uang

Variabel yang menghubungkan pasar uang dan pasar barang adalah tingkat suku bunga. Yang menunjukkan bahwa interaksi antara pasar barang dengan pasar uang menentukan permintaan agregat (Y). Perubahan-perubahan Kurva IS – LM dipengaruhi oleh:
·        Investasi Perusahaan
·        Pengeluaran Pemerintah
·        Perdagangan Internasional
·        Pertambahan Pajak
   Kebijakan fiskal dalam model ekonomi makro dirumuskan melalui pengeluaran pendapatan nasional kotor, Tujuan kebijakan ini adalah untuk mempengaruhi sektor investasi asing (IS) sehingga mampu mempengaruhi agregat demand nasional. Sementara Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui pengendalian uang beredar atau penawaran uang melalui required reserve dan discount rate. Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal, dapat digunakan secara tepat pada saat :  semakin datar Kurva IS, semakin efektif kebijakan Moneter, semakin datar kurva LM maka  kebijakan Fiskal semakin efektif.

BAB IV
Kesimpulan & Saran
1.      Kesimpulan
Dengan adanya perekonomian terbuka dan setiap negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki keunggulan komparatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di setiap negara dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat untuk jumlah jam kerja yang sama.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”. Sementara Kurva LM menggambarkan  hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
2.      Saran
Pemerintah harus mampu menstabilkan perekonomian terbuka karena mampu meningkatkan transaksi perdagangan antar Negara yang menyebabkan terjadinya ekspor. Ekspor suatu Negara harus mampu ditingkatkan, karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregate expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara. Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah juga harus mampu menjalankan dan mengawasi kebijakan fiscal dan moneter secara balance atau seimbang. Karena kebijakan ini adalah untuk mempengaruhi sektor investasi asing (IS) sehingga mampu mempengaruhi agregat demand nasional. Begitu juga terhadap kurva LM.
DAFTAR PUSTAKA
·        www.google.com
·        www.bing.com
·        Bahan perkuliahan Ekonomi Internasional I (semester 3)
·        Sukirno, Sodono. 2004. Makroekonomi Terori Pengantar. Edisi ketiga. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta
·        Nurul Huda, BAB VII Keseimbangan  IS-LM Dengan  Pendekatan Ekonoomi      Islam, 2007
·        Bahan dan Makalah-makalah Ekonomi Makro Islam .
·        Metwally, M.M. Teori dan Model Ekonomi Islam. Jakarta : PT.Bangkit Daya  Insana. 1995